I. PENTINGNYA
PUJIAN DAN PENYEMBAHAN
Memuji:
memberikan penghargaan, mengungkapkan kebaikan / hal yang baik. Pujian adalah lagu yang diarahkan kepada Allah, dinyanyikan dengan gembira.
memberikan penghargaan, mengungkapkan kebaikan / hal yang baik. Pujian adalah lagu yang diarahkan kepada Allah, dinyanyikan dengan gembira.
Menyembah:
memberikan hormat, mengagungkan dan berserah diri sepenuhnya. Penyembahan adalah lagu yang dapat mengangkat hati kepada Allah, membawa hadirat Allah dan membawa hadirin dalam suasana sembah sujud.
memberikan hormat, mengagungkan dan berserah diri sepenuhnya. Penyembahan adalah lagu yang dapat mengangkat hati kepada Allah, membawa hadirat Allah dan membawa hadirin dalam suasana sembah sujud.
Keduanya
harus keluar dari hati dan pikiran yang tulus. Apa yang kita ucapkan
harus sinkron dengan pikiran dan hati kita.
Ø dalam
pujian, Allah hadir ; Mzm 100:4, Mzm 22:4
Ø dalam
penyembahan, kita masuk/bersatu dengan Allah ; Yoh 4:23-24
Dengan
memuji dan menyembah Allah, kita mengambil bagian dalam hidup para
kudus. Dalam kitab Wahyu disebutkan bahwa para Kudus di surga hanyalah
mempunyai satu pekerjaan, yaitu memuji Tuhan.
Inti
pujian dan penyembahan adalah kita mengambil juga kebahagiaan yang
ada di surga, kita mengambil bagian dalam hidup/kemuliaan Allah.
Dengan
memuji dan menyembah Allah tidaklah menambah kemuliaan Allah, karena
Allah adalah kudus, yang maha tinggi, yang layak diagungkan, bahkan tidak cukup
dengan kata-kata yang kita miliki. Maka alasan utama
memuji dan menyembah Tuhan adalah karena hakekat Allah itu sendiri
yang maha segalanya. Jangan memuji dan menyembah Tuhan karena alasan
lain, misalnya karena kita mendapat berkat atau pertolongan, sehingga apabila
kita tidak merasakan kasih Tuhan, maka kita tidak memuji Dia.
Kita
memuji dan menyembah karena kita mengasihi Allah. Terlebih adalah
karena Allah mengasihi kita lebih dahulu, sehingga kita mampu mengasihi kita.
Ada kuasa dalam pujian
and penyembahan
Secara
manusia sulit bagi kita untuk langsung masuk ke dalam hadirat Allah. Pujian dan penyembahan
membantu kita untuk mempersiapkan hati danmelepaskan beban-beban kita.
Pujian dan penyembahan mempunyai kuasa, karena dengan
memuji dan menyembah Allah hadir dan lebih nyata bila semua
umat mengarahkan hati kepada Tuhan.
- kemenangan
atas musuh ; 2Taw 20:1-30
- melepaskan
dari segala ikatan ; Kis 16:16-34
- melepaskan
dari roh jahat ; 1Sam 16:14-23
- kemenangan
atas masalah-masalah besar ; Yos 6
- memberi
rasa aman, perlindungan dari bahaya ; Mzm 62:8
- mengundang
hadirat Allah ; 2Taw
5:11-14a
- contoh pujian dan penyembahan dimana Allah hadir. Raja Salomo selesai membangun bait Allah dan akan memindahkan tabut perjanjian. Ketika semua umat memuji, kuasa Allah turun dan tidak ada seorangpun yang dapat menahannya.
Bagaimana
Allah dapat berkenan hadir ? Persiapannya :
- ayat 11 : telah menguduskan diri sebelum pelayanan. Ibr 12:14 à tanpa kekudusan kita tidak dapat melihat Tuhan“Hendaklah kita kudus, karena Allah adalah kudus”, Tuhan tidak akan menyuruh bila kita tidak mampu. Roh Allah yang akan memberi kekuatan
- ayat 13 : serentak à butuh kekompakan, kesehatian. 1 orang pengacau dalam kelompok, seluruh anggota dapat terpengaruh.
- ayat 13b : bersuka cita dalam pujian
Memimpin
pujian dan penyembahan harus dipersiapkan dengan sungguh-sungguh,
terutama persiapan hati. Memuji dan menyembah tidak sekedar menyanyi,
karena kata-kata yang kita ucapkan dengan kesungguhan hati adalah sama dengan
kita berdoa. Setiap kata-kata yang keluar dari mulut hendaknya merupakan
ungkapan hati kita.
Pujian
dimana Allah tidak mau hadir :
- Yes 1:13-15 : persembahan yang tidak sungguh-sungguh dan tidak berkenan kepada TuhanMutu pujian dan penyembahan ditentukan pula oleh yang hadir
- kesiapan untuk berdoa, hadir dalam pertemuan (komunitas) membawa doa
- hidup doa : hubungan pribadi terus menerus dengan Allah (bdk Doa Penyerahan : “…agar kami senantiasa sadar untuk hidup dihadiratMu, siang malam berjaga-jaga dalam doa dan merenungkan hukumMu…”), senang memuji Allah
Pemimpin
puian dan penyembahan dalam pertemuan (komunitas) sebaiknya digilir,
agar semua anggota sel dapat belajar,
bertumbuh dan berkembang.
Pelayan
Pujian
Pelayan
dalam bidang pujian terdiri dari :
- pemimpin
pujian
- tim
pujian / singer
- tim
musik
Kesemuanya
merupakan satu tim yang harus memiliki kesatuan Roh, saling merendahkan diri dan mengalah,
serta mempunyai ketaatan masing-masing.
Tugas
pelayan Pujian :
1. Menghantar
umat untuk merasakan hadirat Allah dalam pujian dan penyembahan.
2. Mempersiapkan
hati umat yang hadir untuk menerima Sabda Allah (Firman, nubuat, sabda pengetahuan)
3. Melayani
Allah dalam diri umat yang hadir.
Melayani
dalam bidang pujian adalah membawa umat untuk turut ambil bagian dalam
kemuliaan Allah. Untuk itu yang terpenting adalah peka/membuka hati terhadap
bimbingan Roh Kudus.
Sifat
pemimpin pujian yang baik :
- partisipasi,
terlibat dan melibatkan seluruh anggota
- tidak
memonopoli
- peka
terhadap bimbingan Roh Kudus, tetapi harus ingat bahwa Roh Kudus juga
membimbing semua umat
Untuk
itu dalam memuji dan menyembah Allah terdapat pula unsur spontanitas,
bukan harga mati. Hal ini harus dibedakan dengan tanpa persiapan.
Analog
pemimpin pujian : tour leader dalam ziarah rohani, bukan ziarah pribadi. Untuk
itu harus memperhatikan keseluruhan umat agar semuanya merasakan hadirat
Allah dan bersatu dengan Allah dalam
pujian dan penyembahan. Tugas utamanya adalah mendorong umat :
- memberi hati dan perhatian mereka sepenuhnya kepada Allah dan tidak terganggu oleh kebutuhannya sendiri.
- menuju keterbukaan yang sadar akan karya Roh Kudus dalam hidup mereka.
Semua
umat/anggota tahu tujuan dari memuji dan menyembah, tetapi tetap
perlu diarahkan/dipimpin untuk sampai pada tujuan bersama-sama.
Macam-macam
lagu :
- MENYANYI
- Lagu : bersifat persaudaraan, gembira, menyemangati, menguatkan/membangun iman
- mengarah
pada sesama (ajakan)
- persiapan
untuk memuji dan menyembah; Mzm 22:4, Mat 18:20
- TOBAT
- Lagu bersifat memohon ampun,
-
disertai dengan pemeriksaan bathin akan dosa-dosa kita; Yes 57:15, Yes
49:1-2
- MEMUJI
- lagu
: bersifat memuji dan memuliakan Tuhan
- pujian
kepada Yesus Tuhan dan juru selamat; I Kor 14:15
- persiapan
untuk penyembahan
- awas Mat
15:8 à memuji tidak dengan hati
- MENYEMBAH
- lagu
tenang, mengagungkan dan menyembah Tuhan
- mengarahkan
pada hati yang menyembah
- membebaskan
Roh Kudus untuk bekerja, sehingga karunia-karunia berkembang
- ada
dorongan untuk bernubuat atau bermazmur
- hening; Yoh
4:24
- SYUKUR
- lagu-lagu
syukur & terima kasih
- dll: persiapan firman, pujian untuk orang kudus
Dalam
pujian dan penyembahan jangan sampai kita terjebak menjadi :
- disko
rohani
- song
festival (tidak ada karunia-karunia)
Lagu-lagu
disusun sedemikian rupa agar mengalir dengan terus-menerus berpusat pada Allah
(Christ-center) bukan pada pemimpin pujian.
Visi
utama dalam pujian dan penyembahan adalah semua masuk dalam
Adorasi/saat hening (VIVIT DOMINUS IN CUIUS CONSPECTU STO : Allah yang
hidup di hadapanNya aku berdiri), dengan penyembahan sebagai terminal utama.
Namun jangan sampai terjebak menjadi doa hening.
- jangan takut akan keheningan
- biarkan Roh Kudus bekerja, peka terhadap bisikan Roh
- bahasa Roh = noise contemplation, cepat untuk mencapai kontemplasi, tetapi tidak dapat menggantikan keheningan atau kontemplasi itu sendiri
II. PUJIAN DAN PENYEMBAHAN
DALAM ACARA PERTEMUAN SEL
Susunan
acara pertemuan sel
1. Puji-pujian
- lagu dan doa pembukaan,
lagu pujian
- kesaksian
(optional)
- lagu dan doa pujian/syukur
serentak
2. Penyembahan
- lagu
penyembahan, bernyanyi dalam Roh
- hening/saat
teduh, belajar mendengarkan suara Tuhan à nubuat-nubuat
- doa untuk
pengajaran/Firman, sharing
3. Pengajaran
4. diskusi,
sharing
5. Pengumuman
6. Lagu
persembahan (optional)
7. Doa syafaat
8. Doa penyembuhan
9. Doa penyerahan dan doa penutup
10. Lagu
penutup (optional)
No. 1-2 waktu antara 20-30 menit.
No. 3-4 waktu antara 45-60 menit
No. 5-10 waktu antara 15-30 menit
Total
waktu untuk acara pertemuan sel maksimal 2 jam, idealnya 1 1/2 jam.
Dalam pertemuan sel, penekanannya adalah pada pengajaran dansharing,
bukan pujian dan penyembahan. Jangan sampai
pertemuan sel menjadi persekutuan doa atau konser
pujian. Bukan berarti pula pujian danpenyembahan dalam
pertemuan sel tidak penting, tetapi kita harus memberi porsinya masing-masing
sesuai dengan bentuk pertemuan jemaat/kelompok/sel kita.
Memimpin
pujian dan penyembahan dalam pertemuan sel
1.
Persiapan
Ø Berdoa
mohon bimbingan Roh Kudus agar dapat memilih lagu-lagu :
- yang sesuai dengan kehendak Allah
- yang akan membawa semua anggota sel merasakan kasih dan kuasa Allah lewat pujian dan penyembahan yang akan dinaikkan bersama-sama.
Ø Memilih
lagu-lagu dengan memperhatikan :
- lagu yang sesuai dengan macam-macam lagu : menyanyi, tobat, memuji, menyembah dan syukur
- perhatikan kata-kata dalam lagu tersebut. Bukan sekedar lagu baru, populer dan yang enak didengar yang kita pilih. Usahakan jangan terlalu banyak lagu baru.
- Perhatikan jumlah lagu, disesuaikan dengan waktu pertemuan sel.
Ø Melatih
lagu-lagu, terutama yang belum lancar/hafal. Kuasai kunci,
intro dan kode-kode (bila bermain dengan pemusik)
Ø Bawakan
lagu-lagu tersebut dalam pujian dan penyembahan pribadi. Dengan
demikian kita dapat mengalami/merasakan terlebih dahulu alur dari lagu-lagu
yang sudah kita pilih. Bila terasa ada yang kurang mengalir, bisa direvisi
kembali dengan berdoa mohon bimbingan Roh Kudus
Ø Informasikan
lagu-lagu kepada pemain musik (bila ada), paling tidak sehari sebelum
pertemuan sel. Lebih baik bila ada waktu untuk berlatih bersama. Foto
copy/perbanyak catatan lagu agar dapat digunakan oleh seluruh anggota sel
Ø Persiapan
hati ; Mzm 140:14
- doa, puasa, mohon kekuatan Roh Kudus, mohon motivasi dimurnikan : untuk melayani Tuhan semata, jangan untuk orang tertentu atau karena terpaksa ; IKor 10:31
- pengakuan dosa bila sedang berada dalam dosa berat.
- berdoa pula untuk semua anggota sel yang lain
2.
Memimpin pujian dan penyembahan
Ø Datang
sebelum jam pertemuan :
- tenangkan hati, berdoa mohon penyertaan Roh Allah agar kita dapat dipakai sebagai alatNya bagi semua saudara dalam sel kita ; 2Tim 1:7
- mohon dukungan bila masih merasa ragu/takut.
Ø Memimpin
dengan keyakinan dan sukacita, mengarahkan pada suasana yang mengalir
menuju saat hening. Ekspresi pada saat memimpin lagu yang wajar saja sesuai
dengan ungkapan hati kita, jangan dibuat-buat.
Ø Berusaha
tidak menjadi pusat perhatian (self-center), tetapi memusatkan perhatian
seluruh anggota sel pada Tuhan (Christ-center).
- tugas memimpin pujian dan penyembahan adalah membawa teman-teman yang lain menuju hadirat Tuhan, bukan asyik masuk sendiri dalam hadirat Tuhan.
- tidak mendominasi pujian dan penyembahan, hanya sebagai pengarah. Terbuka apabila pada saat tertentu ada anggota sel yang terdorong untuk menyanyikan lagu tertentu.
Ø Koordinasi
dengan pemusik (bila ada) ; IKor 12:12
Ø Peka
terhadap bimbingan Roh Kudus ; Yoh 14:16, Luk 12:12, Yoh 16:13
Ø Disiplin
terhadap waktu.
3. Selesai memimpin
Ø Bersyukur
kepada Tuhan karena kita boleh melayani Dia. Kembalikan segala kemuliaan kepada
Tuhan. Jangan merasa diri mampu atau hebat, harus menyadari segala keberhasilan
tersebut berasal dari Allah ; Kis 9:15
Ø Bersedia
menghadapi kritik atau teguran yang bersifat membangun.
Hal
tersebut di atas merupakan patokan dasar yang bisa dipergunakan dalam persiapan
memimpin pujian dalam pertemuan sel dan bukan merupakan aturan
mati yang harus dijalankan sepenuhnya. Yang penting kita paham dasar tentang
pentingnya pujian dan penyembahan serta persiapan yang baik dalam
membawakan pujian dan penyembahan dan selalu membuka hati
terhadap bimbingan Roh Kudus.
III. PUJIAN DAN PENYEMBAHAN
DALAM PERSEKUTUAN DOA
Persekutuan Doa merupakan
bentuk pertemuan yang paling sering ditemui pada pembaharuan karismatik
katolik. Merupakan sarana pertumbuhan imandan pelayanan kepada
Allah dan sesama.
Dalam
Komunitas Tritunggal Mahakudus, acara dengan
model persekutuan doa umumnya diadakan untuk pertemuan yang
lebih besar (distrik, wilayah) atau untuk pelayanan kepada umat di luar
komunitas. Untuk itu penting pula diketahui cara membawakan
pujian dan penyembahan dalam sebuahpersekutuan doa.
Syarat
utama Persekutuan Doa adalah adanya komunitas doa, dimana
seluruh tim digerakkan dan diwarnai oleh Roh yang sama.
A. Pengertian persekutuan doa
Doa adalah
komunikasi dengan Allah. Untuk itu dalam persekutuan doa harus
ada relasi dengan Allah. Yang paling penting dalam persekutuan doaadalah
adanya kasih, yang sungguh terpancar dari hati.
1. Ciri
khas persekutuan doa karismatik
- Roh Kudus mengambil peranan nyata dalam PD tersebut
- Dibimbing dan dikuasai oleh Roh Kudus
- Ada manifestasi-manifestasi Roh Kudus dan karisma-karisma Roh Kudus berkembang
Dengan
demikian, dalam sebuah PD tidak ada aturan baku, harus benar-benar terbuka terhadap
karya Roh Kudus.
2. Unsur-unsur
yang ada dalam persekutuan doa
- doa pujian, diungkapkan dengan berbagai macam cara : pujian serentak, pujian spontan bergantian, bisikan doa
- bacaan Kitab Suci
- lagu-lagu yang bisa menciptakan suasana
- doa dan senandung Roh
- manifestasi / pernyataan Roh Kudus : nubuat, sabda pengetahuan, pengajaran yang diilhamkan
- kesaksian : pengalaman akan cinta kasih Allah. Kesaksian yang baik : singkat, jelas, padat, lebih membicarakan Allah dari pada diri sendiri
- pengajaran, untuk membawa kelompok dalam arah yang benar. Pengajar harus mempunyai iman Katolik yang benar dan hidup rohani yang baik.
3. Manfaat persekutuan doa
- membawa
anggota menjalin hubungan pribadi dengan Tuhan
- menyemangati
anggota untuk lebih mencintai dan mengabdi Allah
- karunia-karunia
Roh Kudus akan berkembang
- saling
membantu dan meneguhkan dalam menuju perjalanan bersatu dengan Allah
- mendapat
pengajaran-pengajaran Firman Allah, sehingga kita dapat mengenal Allah lebih
dalam lagi
4. Bahaya-bahaya
yang harus dihindari dalam PD
- kesombongan.
Harus diingat bahwa semua adalah hasil dari kerja tim
- kesesatan.
Untuk itu dalam tim harus saling mengingatkan
5. Tanda-tanda
PD yang baik
- lebih
banyak doa pujian dan syukur dari pada permohonan
- doa-doa diungkapkan
dengan jujur dan sederhana
- tiap
anggota mengambil bagian secara aktif
- karunia-karunia
Roh Kudus betul-betul aktif
- sebagian
besar anggota merasakan Allah sungguh hadir pada saat pertemuan
6. Ciri-ciri
PD yang kurang baik
- menjadi
semacam song festival
- pengajaran
terlalu panjang dan bertele-tele
- sharing
terlalu lama / panjang
- karunia-karunia
Roh Kudus tidak berkembang
- saat
hening tidak ada isinya
- sebagian
besar anggota tidak merasakan kehadiran Allah
7. Perbedaan
pujian dan penyembahan dalam pertemuan sel dan PD
Beberapa
perbedaan mendasar dalam pujian dan penyembahan di
pertemuan sel dan persekutuan doa adalah sebagai
berikut : (perbandingan dengan KRK)
Pertemuan sel
|
Persekutuan doa
|
KRK
(rally)
|
|
Yang
hadir
|
4-14
orang, saudara-2 yang kita kenal, berdoa & aktif
|
+ 30
orang, max. 60 orang, berdoa & aktif
|
Umum,
di atas 100 orang, kurang terlibat, pasif
|
Pemimpin
pujian
|
1
atau 2 orang, bisa juga spontanitas
|
1
atau 2 pemimpin pujian dengan beberapa singers
|
1
atau 2 pemimpin pujian dengan beberapa singers/koor
|
Sponta
nitas
|
Sesuai
dorongan Roh
|
Sesuai
dorongan Roh, tetapi harus benar-2 memperhatikan kebutuhan umat
|
Pemimpin
pujian mutlak memimpin umat dalam bimbingan Roh
|
Karunia
jemaat
|
Ditumbuhkan,
diuji
|
Lebih
dihidupkan
|
Jarang,
lebih banyak karunia tim
|
Penekanan
pertemuan
|
Pengajaran dansharing
|
Doa (Memuliakan
Allah)
|
Penginjilan
|
Musik
|
Tidak
mutlak
|
Tidak
mutlak
|
Penting,
mutlak
|
B. Susunan
acara persekutuan doa
(Seminar
Pujian dan Penyembahan PDKK-Gloria)
1.
Secara umum
1. Salam
/ kata pembukaan
2. Lagu
pembukaan, 2-3 lagu gembira, bersifat ucapan syukur,
memuji dan memuliakan Tuhan
3. Doa pembukaan
(boleh diiringi sebuah lagu yang tenang)
4. Lagu
yang dapat membangkitkan iman, gembira + lagu persaudaraan
5. Lagu
persiapan penyembahan, 2 lagu yang tenang, bersifat menyembah
6. Sesudah
penyembahan, hening beberapa menit
(Saat
teduh à untuk belajar mendengarkan suara Tuhan à Nubuatan)
lalu masuk dalam doa, baisanya doa untuk Firman
7. Doa syafaat/altar
call, 1 lagu (menghayati Firman Tuhan yang baru dibaca)
8. Persembahan,
1 lagu yang sesuai
9. Kesaksian,
bila perlu nyanyikan 1 lagu (perhatikan waktu)
10. Penutup,
1 lagu penutup dan doa berkat kalau ada Pastor
Lagu
penutup juga yang gembira, menyemangati. Setelah itu bisa bersalam-salaman
dengan iringan lagu
2.
Yang perlu diperhatikan
Kerangka
ini tidak mutlak, jangan dibuat seperti liturgi gereja, tetapi pimpinan pujian
harus minta kepekaan dari Roh Kudus
Ø Tingkatan
I-III dari memuji sampai dengan penyembahan, kira-kira 30 menit
Ø Renungan
kira-kira 30-45 menit
Ø Lamanya
waktu persekutuan yang umum, 2 jam
Ø Lagu
untuk mengiringi doa syafaat sebaiknya sesuai dengan Firman Tuhan
yang disampaikan
Ø Kalau
waktu tidak cukup, acara kesaksian atau doa syafaat, dapat
dihilangkan
Ø Jumlah
lagu keseluruhan persekutuan biasa, kira-kira 8-10 lagu
Ø Walau
semua sudah dipersiapkan dengan baik, tetapi harus peka terhadap bimbingan Roh
Kudus
C. Membentuk
pujian dan penyembahan dalam persekutuan dan doa
1. Awali
dengan lagu mengundang Roh Kudus atau lagu syukur (tidak mutlak). Pada
penyusunan lagu-lagu pujian : pilih lagu-lagu yang menghangatkan komunitas atau
lagu-lagu persaudaraan
2. Masuk
dalam lagu-lagu pujian yang semakin riang sampai
memuncak à menghantar orang masuk dalam pujian
3. Bisa
diselingi dengan tarian (tidak mutlak, lihat suasana)
4. Bisa
dimasukkan pujian serentak, untuk membangkitkan iman
5. Masuk
dalam lagu penyembahan, bisa sesuai dengan tema renungan. Selingi dengan saat
hening/pengendapan.
6. Ada saat hening setelah
penyembahan untuk berkomunikasi dengan Allah. Lihat juga
situasi dan kondisinya dan cek apakah hening yang terjadi
sungguh karena hadirat Allah (atau umat mengantuk/gelisah?)
Umumnya
dalam sebuah persekutuan doa, ada tema yang muncul dari keseluruhan
pujian dan sabda pengetahuan.
D. Memimpin
pujian dan penyembahan dalam persekutuan doa
1.
Persiapan
Dalam persekutuan doa umumnya
pemimpin pujian (1 atau 2 orang) dibantu oleh beberapa singers/penyanyi,
sehingga ada beberapa hal khusus yang harus dipersiapkan, yaitu :
Ø Sama
dengan persipan memimpin dalam pertemuan sel, berdoa mohon bimbingan Roh
Kudus, memilih dan melatih lagu-lagu, terutama yang belum
lancar/hafal. Kuasai kunci, intro dan kode-kode.
Ø Bawakan
lagu-lagu tersebut dalam pujian dan penyembahan pribadi, atau dalam
pujian dan penyembahan bersama-sama dengan singers danpemusik.
Dengan demikian kita dapat merasakan terlebih dahulu alur dari lagu-lagu yang
sudah kita pilih. Bila terasa ada yang kurang mengalir, bisa direvisi kembali
dengan berdoa mohon bimbingan Roh Kudus
Ø Siapkan
waktu untuk berlatih bersama para singers dan pemusik untuk mencari
tangga nada yang sesuai, intro lagu-lagu dan melatih terutama
lagu-lagu baru yang belum dikuasai dengan baik. Latihan
dibuka dan ditutup dengan doa bersama.
Ø Persiapan
hati ; Mzm 140:14
- doa,
puasa, mohon kekuatan Roh Kudus, mohon motivasi dimurnikan : untuk melayani
Tuhan semata, jangan untuk orang tertentu atau karena terpaksa ; IKor
10:31
- mohon
kesehatian antara pemimpin pujian, singers dan pemain musik
- pengakuan
dosa bila sedang berada dalam dosa berat.
- berdoa
pula untuk umat yang akan datang di persekutuan doa
2.
Memimpin pujian dan penyembahan
Ø Datang
sebelum jam persekutuan :
- Persiapkan
alat-alat musik, transparansi OHP dan sarana lain yang mendukung
- berdoa
bersama singers, pemusik, pendukung acara (tim), mohon penyertaan Roh Allah
agar kita dapat dipakai sebagai alatNya bagi umat yang akan datang
di persekutuan doa ; 2Tim 1:7
- latihan,
terlebih bila ada lagu-lagu yang baru.
Ø Memimpin
dengan keyakinan dan sukacita, mengarahkan pada suasana yang mengalir
menuju kepada saat hening. Tanggap pada suasana danciptakan suasana
harmonis.
Ø Volume
suara puji-pujian dan musik harus serasi. Tempo / kecepatan lagu
harus diperhatikan / disesuaikan dengan umat yang hadir.
Ø Berusaha
tidak menjadi pusat perhatian (self-center), tetapi memusatkan perhatian
seluruh umat pada Tuhan (Christ-centar).
Ø Singers
akan makin harmonis bila dapat menyanyi dengan beberapa suara (SATB). Singers
tidak boleh dominan.
Ø Sikap dan posisi
pemimpin pujian dan singers harus efektif, sehingga koordinasi
(pemberian kode-kode) antara singers, pemimpin pujian danpemusik dapat
terjalin dengan baik.
Ø Sikap
tubuh yang wajar, tidak dibuat-buat. Boleh menggunakan gaya sesuai dengan lagunya, tapi tidak
berlebihan, sehingga membuat umat tidak senang.
- tepuk
tangan ; Mzm 47:2
- angkat
tangan ; Mzm 63:5
- tarian ;
Mzm 150:4
Ø Pandangan
mata menjangkau seluruh umat, jangan terfokus pada satu titik saja. Pada saat
penyembahan ada baiknya jangan selalu tutup mata agar dapat melihat situasi
umat.
Ø Berpakaian
seragam dan sopan dan berwajah cerah dan senyum
(sesuai lagu/keadaan). Harus diingat bahwa umat yang datang membutuhkan
sesuatu, sehingga jangan karena sikap dan wajah kita, kemudian
menambah beban mereka.
Ø Peka
terhadap bimbingan Roh Kudus ; Yoh 14:16, Luk 12:12, Yoh 16:13
Ø Disiplin
terhadap waktu, koordinasi dengan tim acara
3.
Selesai memimpin
Ø Berdoa
bersama tim yang melayani, bersyukur kepada Tuhan karena kita boleh melayani
Dia. Kembalikan segala kemuliaan kepada Tuhan. Jangan merasa diri mampu atau
hebat, harus menyadari segala keberhasilan tersebut berasal dari Allah
; Kis 9:15
Ø Bersedia
menghadapi kritik atau teguran yang bersifat membangun.
Sama
dengan patokan dasar dalam memimpin pujian dan penyembahan di
pertemuan sel, hal tersebut di atas hanya merupakan patokan dasar yang
bisa dipergunakan dalam persiapan memimpin pujian
dalam persekutuan doa dan bukan merupakan aturan mati yang
harus dijalankan sepenuhnya.
Yang
penting kita paham dasar tentang pentingnya pujian dan penyembahan
serta persiapan yang baik dalam membawakan pujian dan penyembahan.
Lebih
penting lagi kita harus terbuka dan peka pada bimbingan Roh
Kudus dan membiarkan Roh Kudus untuk bekerja sebebas-bebasnya lewat
diri kita.
Membiarkan
Roh bekerja sebebas-bebasnya adalah sangat baik dan akan sempurna
sekali pujian dan penyembahan kita. Masalahnya yang tidak boleh
dibiarkan sebebas-bebasnya adalah emosi kita. Ini yang harus kita sadari bahwa
Roh tidak sama dengan emosi. Roh itu lembut dan terarah. Itu yang
harus kita sadari dengan lebih peka akan bimbingan Roh Kudus. Supaya peka
terhadap bimbingan Roh, kita harus semakin dekat dengan Allah
dalamdoa pribadi, Firman Allah dan sakramen-sakramen yang
merupakan sarana perjumpaan kita dengan Allah.
Doa penyembahan
itu seperti cinta kasih. Kita harus saling mencintai dalam keadaan kita senang
maupun tidak senang. Dengan kata lain, kita saling menyerahkan hidup kita.
Begitu juga, kita berbakti kepada Allah karena siapa Allah itu, bukan karena
perasaan yang kita alami.
IV. MEMIMPIN
PUJIAN DAN PENYEMBAHAN (PETUNJUK PRAKTIS)
A. Tips
/ yang perlu diperhatikan
1.
Berdoa
Ø Buka dan akhiri
dengan tanda salib. Tanda salib yang perlu hanyalah pada
awal dan akhir, karena baik
pertemuan sel maupun persekutuan doaadalah
suatu doa keseluruhan. Hal ini perlu untuk mengingatkan kita bahwa
pada saat Firman atau sharing sekalipun kita masih dalam suasanadoa.
Ø Berdoa
jangan bertele-tele, Tuhan telah tahu maksud hati kita ; Mat 6:7-8
Ø Kita
berdoa untuk seluruh anggota sel / umat yang hadir, bukan diri kita
sendiri. Usahakan agar suara kita jelas dan cukup terdengar.
Ø Jangan
mengulang kata-kata yang sama berkali-kali, misalnya : “Tuhan…Tuhan…”
Ø Ungkapkan doa dengan
jujur dari hati kita, tidak perlu meniru rumusan doa orang lain atau
dengan ekspresi yang berlebihan. Hindari berdoa seperti merayu seorang kekasih.
Ø Bila
ada tugas doa bergantian (untuk para singers), harap memberitahukan
sebelumnya.
Ø Doakan
Salam Maria sebagai penghormatan kita kepada Bunda
Gereja dan pelindung komunitas kita.
Ø Tutup
pertemuan sel dengan : Doa Penyerahan, Bapa kami, Salam
Maria, Kemuliaan, doa kepada Santo/Santa pelindung (optional).
Ø Bisa
diakhiri dengan saling membagi berkat dengan menggunakan rumusan seperti pada
Liturgi Ekaristi : “Semoga kita semua, sel kita,
karyadan pelayanan komunitas kita, selalu dilimpahi oleh berkat Allah Yang
Maha Kuasa, Bapa, Putra dan Roh Kudus. Amin.”
2.
Memberi komentar pada lagu
Ø Memberi
komentar yang singkat, tidak terlalu panjang seolah berkotbah, sesuaikan dengan
lagu atau Firman / tema pengajaran. Tidak perlu setiap lagu diberi komentar,
tetapi kalau tanpa komentar sama sekali akan menjadi seperti song festival.
Ø Komentar
diarahkan untuk meninggikan Tuhan, bukan untuk menunjukkan bahwa kita bisa
merangkai kata-kata yang bagus. Nada suara yang wajar saja sesuai
dorongan dan ketulusan hati kita.
Ø Jangan
mengomentari saudara lain/umat dengan mengacu pada ekspresi wajah atau gerak
mereka, misalnya kurang semangat, kurang bersuka cita, tidak sepenuh hati
memuji Tuhan. Hal demikian dapat membuat saudara yang lain/umat merasa
dihakimi, jika tidak merasa demikian. Kalau umat kurang bereaksi, lebih baik
dievaluasi dulu atau kita ajak untuk mengulangi lagu dengan lebih semangat
lagi.
Ø Jangan
berteriak / membentak.
Ø Hindari
komentar panjang yang disertai pengajaran / kesaksian. Jangan membuat kesaksian
yang dibuat-buat / berbohong.
3.
Saat menyembah
Ø Bermazmur
tidak selalu harus ada sesudah penyembahan, harus peka terhadap bimbingan Roh
Kudus. Kalau benar-benar merasa terdorong boleh bermazmur, tetapi benar-benar
bisa menyanyi dengan baik dan jelas sehingga yang mendengar merasa
damai.
Ø Bahasa
roh tidak sama dengan bermazmur. Pada saat penyembahan, bagi yang bisa
sebaiknya berbahasa roh, bukan bermazmur, karena bahasa roh mempunyai tingkatan
yang lebih tinggi dari bahasa manusia/bermazmur.
Ø Senandung
dalam bahasa roh merupakan nyanyian surgawi. Harus ada sinkronisasi antara
pemimpin pujian, tim singer, pemusik dan umat.
Ø Bila
ada dorongan untuk bernubuat/sabda pengetahuan, sebaiknya tunggu sampai
senandung roh selesai.
Ø Pada
saat penyembahan, bila pemimpin pujian menggunakan mic, sebaiknya mic dijauhkan
dari mulut, sehingga suara singing in the spirit dari pempin
pujian dan singers tidak mendominasi.
Ø Jangan
mengadakan pengusiran roh jahat yang disertai penudingan pada umat.
Ø Gunakan
saat hening untuk belajar mendengar suara Tuhan dan mengembangkan
karunia-karunia (nubuat, sabda pengetahuan). Jangan takut salah dalam
bernubuat, karena pertemuan sel merupakan sarana yang bagus untuk
latihan mengembangkan karunia-karunia yang kita miliki. Bisa dicek setelah
selesai pujian dan penyembahan.
- nubuat
asli
pesan
Tuhan yang sebenarnya kepada jemaatNya lewat seseorang yang dipilih Tuhan untuk
menjadi nabiNya dalam kelompok jemaat tersebut. Dengan mendengar pesan
tersebut, hati menjadi damai, ada kekuatan baru dan sukacita.
- nubuat
semu
sebenarnya
bukan merupakan pesan Tuhan pada saat itu. Mungkin terjadi bila kita masih
kurang peka untuk mendengar suara Tuhan. Biasanya diambil dari ayat-ayat kitab
suci. Yang mendengarnya tidak merasakan efek yang berarti.
- nubuat
palsu
bukan
merupakan pesan Tuhan pada saat itu, bahkan isinya bertentangan dengan iman
Kristiani. Yang mendengarnya dapat merasa resah, tidak damai.
B. Bangga
menjadi Katolik
Komunitas
kita merupakan komunitas dalam Gereja Katolik. Untuk itu kita harus menunjukkan
pula identitas kekatolikan kita, bukan semata untuk menonjolkan diri
(kebanggaan semu), tetapi untuk semakin menguatkan iman
kita dan jangan sampai ada umat yang kita layani merasa tertolak.
Jangan sampai kita meniru kebiasaan orang lain tanpa tahu alasan yang
jelas/hanya sekedar ikut trend.
Begitu
pula dalam hal pujian dan penyembahan Berikut beberapa identitas
Katolik yang dapat kita terapkan dalam
pertemuan sel / persekutuan doa :
Yang
mungkin sering kita lakukan
|
Sebaiknya
diganti dengan
|
Dalam
hal berdoa
|
|
Tidak
dibuka dan diakhiri dengan tanda salib
|
Buka dan akhiri
dengan tanda salib (harus)
|
Mengakhiri doa dengan
ucapan :
“Dalam
nama Yesus kami berdoa danmengucap syukur”
|
- “..kami
panjatkan doa ini dengan perantaraan Kristus, yang hidup bersama
Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, kini dansepanjang segala masa,
Amin.”, atau
- “..doa ini
kami panjatkan dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami, Amin.”
|
Memberi
komentar pada lagu
|
|
- Meminta
persetujuan umat dengan kata “Ada Amin ?”
- Mengajak
persetujuan umat “yang setuju katakan: Amin” atau terlalu mengobral kata-kata
: “Amin”
|
- Langsung
pada kata-kata, misalnya : “Allah kita sungguh baik.” Atau
- Tanyakan
: “benar saudara?” dan biar umat sendiri yang menjawab/mengamini.
- Memuji
Tuhan sesuai lagu pujian yang dinyanyikan
|
Saat
menyembah
|
|
Singing
in the spirit dilanjutkan dengan bertepuk tangan
|
Singing
in the spirit dengan lembut, atau menyembah Tuhan dengan berbahasa Roh
|
Selesai
singing in the spirit langsung berdoa
|
hening
untuk mendengarkan suara Tuhan.
|
Berbahasa
Roh seperti suara cecak/kepedasan (kecuali jika menerima karunia berbahasa
Roh seperti itu)
|
Yang
wajar saja, sesuai dengan dorongan hati/karunia yang sungguh memuliakan Allah
|
Harus
selalu diingat bahwa Komunitas kita merupakan Karmelit yang mempunyai semangat
kontemplatif, senantiasa sadar untuk hidup di hadirat Allah dalam keheningan.
Sebagai kaum muda memang kita punya jiwa dan semangat yang
menyala-nyala, namun semangat tersebut harus punya dasar iman yang kuat, bukan
cuma sekedar emosi. Semangat dan kegairahan itu penting, namun hikmat dan kebijaksanaan
Allah lebih penting lagi. Hikmat dankebijaksanaan dalam memimpin pujian
tersebut akan kita dapatkan bila kita semakin mencintai orang/umat yang kita
layani, maka Tuhan akan semakin menarik mereka kepadaNya.
Selain
itu, komunitas kita mempunyai dasar pembaharuan karismatik, yang telah
diperbaharui dalam Roh. Untuk itu penting bahwa kita harus selalu
pekadan terbuka terhadap karya & bimbingan Roh
Kudus. Spiritualitas Karismatik memiliki 2 aspek :
1.
Aspek
teologis :
manusia dihantar masuk untuk hidup dalam Roh à dibimbing sepenuhnya
oleh Roh Kudus
2.
Aspek
sosiologis :
kegembiraan, ekspresi yang bebas à diserahkan menurut kebijaksanaan
kita.
V. PUJIAN DAN PENYEMBAHAN
DALAM ACARA ADORASI
Adorasi
adalah menyembah Yesus yang hadir dalam sakramen mahakudus. (Adoratio =
penyembahan, adorare = menyembah)
Sebagai
umat Katolik kita mengimani bahwa pada saat konsekrasi
roti dan anggur sungguh berubah menjadi Tubuh dan Darah
Kristus. Peristiwa kurban Kristus yang terjadi 2000 tahun yang lalu itu hadir
kembali secara aktual dalam perayaan Ekaristi. Ekaristi sendiri mempunyai 4
unsur :
- adorasi
- silih
- permohonan
- syukur
Dalam
perayaan ekaristi, kita ikut ambil bagian dalam kurban Kristus, sekaligus kita
membaharui penyerahan hidup kita. Ekaristi sendiri merupakan Sumber,
Pusat dan Puncak dari hidup kristiani.
Menghayati
perayaan ekaristi merupakan dasar (syarat utama) bagi yang tergerak untuk
melayani dalam adorasi.
Dengan
mata jasmani kita memandang hosti kudus dalam monstran.
Dengan
mata rohani kita memandang Tuhan Yesus sendiri yang hadir.
Adorasi
merupakanpenyembahan kepada Tuhan Yesus, untuk itu lagu-lagu yang digunakan
mengarah pada pribadi Yesus. Hendaknya dalam adorasi ada cukup waktu untuk
hening di hadapan Allah dengan tujuan :
- menyadari
kehadiran Allah
- menyadari
kasih Allah
- memberi
waktu bagi umat untuk berdoa secara pribadi
Harus
selalu disadari bahwa yang memimpin adorasi adalah Roh Kudus sendiri. Paulus
mengatakan bahwa untuk mengaku Yesus itu Tuhan kita membutuhkan Roh Kudus,
apalagi untuk menyembah Dia.
Kerangka
pelayanan Adorasi
1. Awali
dengan puji-pujian, untuk menyadari kehadiran Allah. Namun hal ini bukanlah
sesuatu yang mutlak.
2. Mempersiapkan
hati dengan lagu-lagu yang mengundang Roh Kudus, untuk menyadari bahwa kita
tergantung sepenuhnya pada Roh Kudus.
à kurang
tepat kalau ada Firman, karena pusatnya adalah penyembahan kepada Yesus.
3. Masuk
dalam adorasi itu sendiri
Pada
saat puji-pujian, pemimpin pujian dan singers menghadap umat. Setelah
sakramen mahakudus masuk ke dalam ruangan, maka pemimpin
pujian dan singers mengambil sikap dan tempat yang sama
dengan semua umat, yaitu menghadap kepada sakramen mahakudus.
3.1. Pentahtahan
sakramen
Bersama-sama
mempersiapkan hati untuk mengiringi imam yang masuk menghantar sakramen maha
kudus. Setelah itu sakramen didupai.
Iringi
dengan lagu-lagu yang sesuai, mis: Kini saatNya, dll. Setelah itu beritahu imam
untuk duduk kembali.
3.2. Umat
diajak untuk bersembah sujud di hadapan sakramen maha kudus. Yang duduk di
kursi dapat membungkukkan badan saja. Setelahitu ajak bangkit kembali.
3.3. Umat
diajak untuk menyadari kehadiran Tuhan Yesus dalam sakramen maha kudus. Hal-hal
teknis yang jangan dilupakan : (sarana-sarana yang dapat membantu)
- Pengaturan
monstran
- Peletakan
kursi / tempat
- dekorasi
3.4. Pelayan
adorasi bersama dengan umat yang hadir menyembah Tuhan dengan beberapa lagu
penyembahan.
3.5. Masuk
senandung dalam roh. Kemudian dapat dilanjutkan dengan :
- manifestasi
Roh Kudus
- hening
- mengajak
umat berdoa
dan juga
kombinasi ketiganya. Dalam hal ini perlu keterbukaan dan kepekaan
bagi yang memimpin adorasi. Sangat diperlukan karunia pembedaan roh
(discernment) dan kesatuan tim untuk mengetahui alur adorasi
(discernment alur). Karena dalam saat ini mungkin saja Roh Kudus membawa kita
ke dalam bermacam-macam alur yang mungkin, misalnya :
- pertobatan
- penyembahan
- dll
3.6. Masuk
dalam keheningan
4. Dengan
persetujuan imam yang bertugas dapat dilakukan pemberkatan keliling. Untuk itu
perlu disiapkan catcher dan tim pendoa yang harus benar-benar siap.
Atau mungkin juga dengan berkat per baris umat yang hadir.
Tips
:
- catcher
dalam mengarahkan umat yang resting lebih baik ke samping, jangan ke belakang.
Setelah itu dirapikan posisi duduk/tidurnya
- lebih
baik catcher laki-laki untuk umat laki-laki dan perempuan untuk umat
perempuan.
5. Selama
berkat keliling dinyanyikan lagu-lagu yang mengiringi manifestasi. Lebih baik
pakai lagu-lagu yang pendek, sehingga tidak memerlukan slidedan mudah
dihafal, atau menggunakan lagu-lagu Taize.
6. Selesai
berkat keliling, iringi dengan lagu syukur. Harus dilihat imam sampai dimana
dalam memberikan berkat keliling. Setelah itu ajak umat untuk menghormat
sakramen maha kudus dan imam akan memberikan berkat. Setelahitu
sakramen diletakkan, diukupi dan lagu dapat dilanjutkan kembali.
Dalam doa,
pujian dan penyembahan yang terus menerus itu sangat mungkin akan
banyak terjadi nubuat dan atau sabda pengetahuan untuk umat yang
hadir. Untuk itu pemimpin pujian dan singers yang bertugas pada acara
adorasi sebaiknya juga seorang pendoa yang mempunyai karunia nubuat atau sabda
pengetahuan, namun hal ini tidaklah mutlak.
VI. PUJIAN DAN PENYEMBAHAN
DALAM ACARA MISA KUDUS
Dalam
perayaan ekaristi yang merupakan puncak ibadat umat kristiani, peranan terbesar
adalah pada imam yang mempersembahkan misa tersebut. Untuk itu peranan pemimpin
pujian dan singers di sini adalah untuk mendukung
imam dan mengajak umat untuk mengarahkan seluruh perhatiannya pada
perayaan syukur ini.
Susunan
acara perayaan ekaristi dapat dilihat pada Puji Syukur. Beberapa hal yang dapat
ditambahkan terutama untuk ibadat misa karismatik adalah :
Ø Lagu
pembukaan dapat menggunakan beberapa lagu pujian dan 1 lagu yang
tenang untuk memulai perayaan ekaristi.
Ø Pertobatan
dapat menggunakan sebuah lagu pertobatan
Ø Kemuliaan
dapat diganti/ditambahkan dengan ucapan syukur serentak dan lagu
penyembahan. Setelah itu dapat dilanjutkan dengan senandung dalam roh.
Ø Pada
saat konsekrasi dapat menggunakan cuplikan lagu penyembahan.
Ø Dalam
memberi komentar lagu tidak usah panjang-panjang, karena urutan dalam perayaan
ekaristi sudah cukup jelas dan teratur.
VII. HIDUP
PRIBADI SEORANG PEMUJI DAN PENYEMBAH
Seseorang
tidak perlu menjadi orang kudus terlebih dahulu untuk memimpin pujian. Syarat
utama hanyalah :
- keinginan
untuk melayani Tuhan dan kelompok (sel atau PD)
- kesanggupan
untuk merasa dan mengikuti bimbingan Roh
Untuk
itu dalam kehidupan sehari-hari harus mempunyai hubungan yang erat dengan
Allah, tidak bisa hanya pada saat memimpin saja.
Apabila
kita mengalami pencobaan, maka kekuatan kita terletak pada hubungan dengan
Allah dan dengan sesama.
1.
Hubungan pribadi
Seorang
pemuji dan penyembah harus memiliki hubungan pribadi terus-menerus
dengan Allah agar dapat membawa umat merasakan hadirat Allah dalam setiap
penampilannya. Hubungan pribadi tersebut melalui :
Ø Doa pribadi ;
Flp 4:6-7
Ø Kitab
suci ; Mat 4:4
Ø Persekutuan ;
Ibr 10:24-25
Ø Pelayanan ;
Mat 28:19-20
2.
Hidup dalam puji-pujian
Memuji dan menyembah
Allah bukan hanya pada waktu tampil, tetapi harus setiap waktu, apapun
keadaannya.
Ø senang
memuji dan menyembah ; Mzm 145:1-2
Ø mau
belajar lagu-lagu baru ; Mzm 98:1, Mzm 96:1, Mzm 149:1
Ø mau
selalu memuji dalam keadaan susah dan senang ; Mzm 34:2, Yes
61:3
Ø hidup
dalam kekudusan ; I Ptr 2:9, Mzm 140:14
3.
Singkirkan segala penghalang
Mau
untuk selalu belajar dan meningkatkan kemampuan serta mengejar
kekudusan. Paham segala penghalang dalam pujian dan penyembahan :
Ø kerajaan
iblis ; Rom 16:20, Yak 4:7
Ø dosa ;
Mzm 66:18, Yes 59:2, 1 Yoh 1:7
Ø perasaan
bersalah ; Why 12:10, Zak 3:1
Ø ketakutan ;
I Yoh 4:18, 2 Tim 1:7
Ø kesombongan ;
Yes 2:10,11
Kalau
kita mengalami perasaan-perasaan demikian, kita perlu mengingat bahwa kita
terikat oleh janji untuk memuji Tuhan, bahwa pujian kepada Tuhan bukanlah
sesuatu yang kita lakukan hanya pada saat kita menyukainya. Cara yang paling
ampuh untuk mengatasinya adalah dengan melakukan puji-pujian dan kita akan
mengalami kuasa yang turun atas puji-pujian tersebut.
4.
Kerendahan hati
Kegagalan
dan kesuksesan pertemuan sel / persekutuan doa sebagian besar tergantung pada
pemimpin pujian dan singers, walaupun demikian harus tetap rendah hati.
Ø Menyadari
bahwa dirinya hanya sebagai alat / pelayan untuk membawa umat merasakan hadirat
Allah. Bilamana berhasil, maka keberhasilan itu dikembalikan semata-mata untuk
kemuliaan Tuhan.
Ø Mau
terlibat penuh dalam pelayanan, bukan hanya terlibat pada waktu bertugas saja.
Ø Tidak
merasa sombong dan merasa diri mampu/hebat. Harus menyadari bahwa keberhasilan
itu berasal dari Allah ; Kis 9:15
Ø Kesombongan
akan menjadi awal dari kegagalan ; Yak 4:6b
Dengan
menjadi seorang pemimpin pujian, kita akan mudah diserang karena
kelemahan-kelemahan kita, terutama hawa nafsu, dendam, iri hati, dan
kesombongan. Dengan merendahkan diri, Allah akan meninggikan kita dan kita
memperoleh kekuatan.
Dengan
berada dalam satu komunitas, kita akan dapat saling membangun dan saling
melayani dalam cinta kasih.
“Apapun
juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan
dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima
bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu
hambaNya.” (Kol 3:23-24)
VIII. TATA
TERTIB TIM PUJIAN KTM
Ditujukan
agar kedisiplinan diterapkan dengan baik, supaya mutu pelayanan semakin
meningkat.
1. Penanggung
jawab lapangan dalam setiap tugas adalah pemimpin pujian / Worship Leader.
2. Tim
Pujian harus berlatih minimal 1 x sebelum bertugas melayani.
3. Daftar
lagu-lagu yang akan dinyanyikan harap diberikan kepada pemain musik minimal 1
hari sebelum latihan pertama, dan diberikan kepada penanggung jawab
transparansi agar slide dapat disiapkan.
4. Anggota
yang bertugas harus hadir dalam latihan. Bagi yang tidak hadir tidak
diperkenankan bertugas.
5. Bila
tidak dapat bertugas pada jadwal yang telah ditetapkan, harap memberitahu
koordinator tim pujian secepatnya agar dapat dicarikan penggantinya.
6. Latihan
dibuka dan ditutup dengan doa bersama.
7. Ada jadwal puasa dan atau
pantang untuk mempersiapkan hati sebelum bertugas
8. Tampil
dengan pakaian yang rapi dan sopan (baju berlengan, celana panjang). Diusahakan
seragam dan senada dengan tim.
9. Hadir
di tempat minimal 15 menit sebelum acara dimulai, berdoa bersama, kemudian
mengambil waktu untuk hening beberapa saat sebelum acara dimulai. Bila akan
mengadakan latihan pada hari H, diusahakan selesai 15 menit sebelum acara
dimulai.
10. Pemimpin
pujian / Worship Leader melakukan koordinasi dengan Imam / penanggung jawab
acara demi kelancaran acara.
11. Setelah
selesai melayani, kembali berkumpul untuk berdoa bersama dan evaluasi bersama
dengan tim pujian.
12. Tim
Pujian yang tidak bertugas diharapkan hadir pada setiap acara pengajaran &
adorasi untuk mendukung dalam doa dan evaluasi.